Program Gizi Balita Tercoreng, Dana PMT Salahsatu Puskesmas di Kampar Diduga Dimainkan

Program Gizi Balita Tercoreng, Dana PMT Salahsatu Puskesmas di Kampar Diduga Dimainkan
Ilustrasi

BANGKINANG - Persoalan bidang kesehatan di Kabupaten Kampar kembali terkuak ke media. Dana PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang merupakan program pemerintah Indonesia untuk meningkatkan gizi balita (terutama yang kurang gizi/berisiko stunting) diduga “dipermainkan” oleh beberapa oknum Kepala Puskesmas. 

Diantara laporan masyarakat yang sampai ke sejumlah wartawan yang bertugas di Kabupaten Kampar adalah Puskesmas Pandau Jaya di Kecamatan Siak Hulu. 

Salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Kampar yang enggan disebutkan namanya kepada sejumlah wartawan di Bangkinang, baru-baru ini mengatakan, ia telah mendapatkan beberapa informasi dari masyarakat bahwa oknum Kepala Puskesmas (Kapus) ES diduga “bermain” anggaran PMT. 

Ia juga mengabarkan bahwa masalah ini sudah ada laporannya di Polres Kampar dan meminta wartawan untuk mencari informasinya dan mendesak aparat penegak hukum melakukan proses hukum sebagaimana mestinya. 

Ia sangat menyesalkan jika anggaran yang bertujuan untuk memacu gizi bagi balita yang kurang gizi, apalagi  yang kurang berisiko stunting justru dimainkan oknum sehingga program yang bertujuan sangat baik ini menjadi tidak maksimal dan ini merampas hak anak-anak dan keluarga harus mendapat perhatian dari  negara. 

“Kalau ini dimainkan, keterlaluan sekali, seharusnya makanan anak-anak itu bergizi, tetapi karena banyak dimainkan, makanannya jadi asal-asalan,” bebernya. 

Menurut informasi yang ia dapatkan, oknum Kapus ES juga punya sikap arogan dan ia juga mendapatkan laporan adanya keluhan dari bawahannya. “Dia merasa punya power karena katanya punya orang-orang dekat kekuasaan,” bebernya. 

Tokoh masyarakat ini juga mendesak agar wartawan mengawal proses hukum jika persoalan ini berlanjut ke ranah hukum.

Kepala Dinas Kesehatan Kampar dr Asmara Fitrah Abadi ketika dikonfirmasi, Rabu (17/12/2025) mengakui bahwa pernah menindaklanjuti laporan mengenai pelaksanaan PMT di Puskesmas Pandau Jaya. Dia dan Sekretaris Dinas Kesehatan pernah turun ke Puskesmas Pandau Jaya dan yang bersangkutan (Kapus) juga pernah dipanggil ke kantor Dinas Kesehatan. 

Namun Kadiskes yang akrab disapa Dokter Ifi ini mengaku tidak bertemu dengan Kepala Puskesmas saat dia berkunjung ke Puskesmas Pandau Jaya tahun 2024 lalu. “Sekali Abang ke situ tapi dia tidak ada di kantor,” kata Kadiskes. 

Kadis Kesehatan juga mengungkapkan bahwa yang bersangkutan tidak mendengarkan arahan dari dinas. “Kami saja tak didengarkan, bagaimana lagi,” bebernya. 

Namun demikian, secara umum sejak awal dia mengingatkan agar seluruh Puskesmas menggunakan petunjuk teknis dalam pengelolaan dana PMT di Puskesmas. “Kami sudah ingatkan,  jangan berdasarkan asumsi, tapi berdasarkan regulasi,” tegas Dokter Ifi. 

Bagaimana alur dana untuk program PMT? Ifi menjelaskan bahwa dana untuk program  ini langsung masuk ke rekening Puskesmas dan peruntukannya sudah jelas. 

Kadiskes tidak tahu berapa alokasi anggaran untuk program PMT di setiap Puskesmas karena anggarannya langsung masuk ke rekening Puskesmas. Namun dia mengatakan bahwa anggarannya sekitar Rp 16 ribu anggaran per porsi/perhari dengan pembagian alokasi sebanyak Rp 3.000 untuk pengelola dan sebanyak Rp 13 ribu untuk bahan PMT. 

Kadiskes lebih lanjut menjelaskan, program PMT bertujuan untuk memperbaiki gizi buruk balita bermasalah terutama yang kena stunting dan juga untuk ibu hamil. Program ini  diharapkan bisa berjalan maksimal karena merupakan atensi bagi negara. 

Oleh sebab itu ia berharap setiap Kepala Puskesmas bisa mempertanggungjawabkan pelaksanaannya. “Kalau Kadis tak pernah minta uang. Yang lain ndak ada masalah, dia aja yang bermasalah,” bebernya sambil tertawa. 

Pada pertemuan sebelumnya di kantor Diskes Kampar Kadiskes Kampar dengan sejumlah wartawan beberapa hari lalu, Asmara Fitrah Abadi juga pernah mengungkapkan sejumlah hal berkaitan laporan yang ia terima dari pengelolaan PMT di Puskesmas Pandau Jaya. 

Diantaranya dia tampak kecewa karena pernah menerima laporan bahwa makanan tambahan yang diberikan kepada balita kurang gizi hanya berupa kudapan (jajanan) dari pasar yang harganya jauh dibawah anggaran semestinya dan  kandungan gizinya dinilai jauh dibawah standar yang diharapkan. 

“Seharusnya dengan anggaran segitu anak-anak kan bisa dikasih makan yang bergizi, bisa makan daging juga itu,” bebernya. 

Terkait persoalan hukum yang telah berjalan, Kapolres Kampar AKBP Bobby Putra Ramadhan melalui 

Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi (Kanit Tipidkor) Polres Kampar Ipda Roy Sandi ketika dikonfirmasi Jumat (12/12/2025) lalu mengaku bahwa ada laporan tentang masalah ini masuk di Tipidkor. Ia mengatakan bahwa untuk tahap awal, Polres Kampar masih sebatas meminta keterangan dan klarifikasi. 

"Jadi, Polres sedang pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket) serta mempelajari seluruh bahan dan dokumen yang dibutuhkan," ujarnya melalui sambungan telepon. 

Setelah itu, dokumen-dokumen tersebut akan diklasifikasikan. “Apabila nantinya ditemukan indikasi tertentu, kita akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait,” terangnya. 

Untuk mendapatkan keberimbangan berita, terkait adanya laporan warga, keterangan dari Kadiskes dan keterangan dari Kanit Tipikor Polres Kampar, hingga Kamis (18/12/2025), Kepala Puskesmas Pandau Jaya ES belum memberikan konfirmasi kepada beberapa wartawan yang menyampaikan permohonan konfirmasi pada Jumat (12/12/2025) lalu.

(*)

#Kampar #puskesmas #pmt